Kamis, 19 Juli 2007

Depresi ...? No Way! Mari Amati Tanda-tandanya

Info Kesehatan

Depresi, bukan bahasa baru di teliga kita. Bahkan, seringkali kita merasa bahwa kita sedang dilanda depresi. Benarkah, penyakit ini rentan menyerang kaum perempuan? Beberapa ahli memberikan solusinya agar peluang terjangkit depresi tidak menghampiri kita.

Beberapa bulan belakangan ini, berbagai media kerap menayangkan berita tentang peristiwa pembunuhan dan bunuh diri dengan pelaku perempuan yang berstatus ibu rumah tangga. Mulai dari kasus yang menghebohkan di Bandung, di mana seorang ibu tega menghabisi nyawa tiga anaknya yang masih kecil, hingga puluhan bahkan ratusan ibu yang membunuh bayi yang baru saja dilahirkannya.
Terakhir, peristiwa yang tak kalah menghebohkan terjadi di Malang. Seorang ibu membunuh empat anaknya sekaligus dirinya sendiri dengan sejenis racun yang dicampurkan ke dalam minuman. Fenomena semua peristiwa tersebut, oleh kalangan psikolog maupun psikiater disebutkan sebagai dampak dari depresi. Benarkah, sejauh itu depresi dapat sedemikian rupa menjerumuskan penderitanya...

Berawal dari Stress
Tidak bisa dipungkiri,kalau depresi memang berawal dari stres. Depresi biasanya terjadi ketika seseorang mengalami tekanan yang tidak kunjung berkesudahan. Keadaan ini akan semakin menjadi parah, bila dikorelasikan dengan peristiwa dramatis yang menimpa seseorang, mulai dari kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan yang dibanggakan hingga musnahnya harta benda dalam waktu singkat dan tidak diduga-duga. Banyaknya bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini, salah satu contoh yang paling nyata sebagai stresor atau faktor pencetus depresi.

Menurut ilmuwan terkemuka, Phillip L. Rice, depresi itu sendiri merupakan gangguan mood dan kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental seseorang, mulai dari proses berfikir, berperasaan hingga berprilaku. Depresi juga merupakan suatu bentuk gangguan yang berkaitan dnegan masalah dan fungsi perasaan. Gangguan ini pada akhirnya dapat mempengaruhi kepribadian seseorang yang bisa membuatnya gampang marah, cepat sedih, banyak melamun, mudah putus asa dan kerap menyalahkan diri sendiri.
Depresi bisa dipicu oleh banyak hal. Dimulainya dari stress kecil-kecilan karena memikirkan beban kerjaan yang masih menumpuk di saat mendekati tenggat waktu, pusing dengan kelakuan anak-anak yang tak patuh lagi, hingga tak tahan dengan sikap suami yang mulai mendua hati. Stress yang berkepanjangan dan terus dipupuk hingga tumbuh subur dan mengakar ke seluruh jiwa ini, lama kelamaan dapat membuat orang jadi depresi. Namun, perlu dicatat kalau faktor pencetus atau stressor depresi tidak sama pada semua orang.

Bagi perempuan yang sehari-harinya bekerja di rumah, dengan fokus kehidupan hanya pada anak dan suami, maka pencetus stress tentunya bersumber dari hubungannya dengan anak dan suami. Anak yang nakal dan suami yang selingkuh, bisa membuat stress dan pada akhirnya depresi. Sedangkan pada perempuan yang bekerja di luar rumah, tentunya stressor yang dihadapinya bisa lebih kompleks. Mulai dari masalah pekerjaan, teman sekantor, relasi di luar kantor, plus masalah dengan keluarganya sendiri.

Perempuan Rentan Depresi
Banyaknya perempuan yang menderita depresi, bisa jadi disebabkan lebih kompleksnya beban yang ditanggung perempuan. Baik mereka yang berstatus ibu rumah tangga maupun yang berkarir di luar rumah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama lebih 20 tahun oleh Tiffani Field,Ph.D dari Universitas of Miami Medical School, bahkan perempuan yahg sedang mengandung pun rentan depresi. Pemicunya, bisa karena keadaan fisik yang berubah ketika hamil dan kondisi yang kurang nyaman dengan kehamilannya tersebut.

Ironisnya, anak yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami depresi berat selama kehamilannya, akan memiliki kadar hormon stress yang juga tinggi, aktivitas otak yang peka terhadap depresi dan sulit menunjukkan ekspresi serta bermasalah dengan pola makan dan tidurnya.
Selain itu, depresi juga dialami oleh ibu yang baru melahirkan, yang dikenal dengan istilah baby blue. Bahkan, artis kenamaan Brook Shield mengaku hampir saja membunuh bayinya karena depresi pasca melahirkan.

Cari Solusi

  • Bila Anda merasa diri mulai didera depresi, sebaiknya cepat singkirkan segala hal yang mungkin menjadi salah satu stressor bagi fikiran Anda. Ingatlah, bahwa tidak ada satupun permasalahan yang tidak memiliki solusi. Selalu cari sisi positif dari setiap masalah yang menimpa Anda.
  • Bila stress, karena kehilangan pekerjaan, anggaplah mungkin pekerjaan itu memang tidak baik untuk Anda dan Allah telah memiliki rencana yang lebih baik untuk diri Anda.
  • Bila stress karena lenyapnya harta benda karena musibah, anggaplah harta yang sudah Anda kumpulkan bertahun-tahun itu memang bukan rezeki Anda dan Allah memberi teguran agar Anda tidak lupa berzakat. Bila stres karena ditinggal mati orang yang kita cintai, anggaplah Allah telah mempersiapkan pertemuan yang lebih baik untuk Anda bersama orang terkasih di suatu tempat yang lebih baik di akhirat nanti.
  • Hal yang terpenting dari semua permasalahan yang kita hadapi adalah adanya tempat berbagi. Jangan pernah menelan habis semua masalah yang menimpa diri Anda. Selain tidak baik untuk kesehatan jiwa, Anda juga akan terus berputar-putar dari labirin yang tak berakhir. Carilah orang yang dapat Anda andalkan untuk meringankan beban fikiran Anda, mulai dari suami, keluarga, dan terutama Allah Swt.
  • Ingatlah, Allah adalah sumber pemecahan semua permasalahan. Ambil wudhu' dan konsultasikanlah semua permasalahan Anda pada-Nya. Dianjurkan untuk memilih waktu yang paling privat, yakni di tengah malam. Insya Allah, beban seberat apapun yang menimpa Anda akan dapat diatasi. Itu janji-Nya dan janjinya itu bergaransi! (Ade)
    Boks

Amati Gejala Depresi
Bila anda mengalami stres, sebaiknya segera melakukan kontrol diri sebelum stres tersebut memicu datangnya depresi. Beberapa hal berikut ini, mungkin dapat membantu anda untuk mengusir depresi sebelum anda larut bersamanya.

  1. Mengalami gangguan tidur, mulai dari sulit tidur atau terlalu banyak tidur
  2. Menurunnya aktifitas dan efisiensi kerja, karena sulit memfokuskan perhatian pada pekerjaan dan malah melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat
  3. Menurunnya produktifitas kerja, karena tidak bisa menikmati apa yang telah dilakukan dan mudah merasa lelah sebelum melakukan hal yang berarti.
  4. Mudah merasa sakit dan cepat jenuh.

Selain itu, hati-hati pula dengan gejala psikis yang hanya anda sendiri yang dapat merasakannya, yakni:

  1. Kehilangan rasa percaya diri, karena selalu memandang sesuatu dari sisi negatif
  2. Mudah tersinggung dan sensitif, karena suka mengaitkan sesuatu dengan diri sendiri
  3. Selalu merasa diri tidak berguna, karena merasa diri telah gagal tanpa sebab yang jelas
  4. Selalu merasa bersalah karena memandang sesuatu yang dialami sebagai hukuman atas dirinya.

Kalau semua hal tersebut, ada Anda rasakan, segera singkirkan dan segera mencari pemecahannya. Ingat, jangan pernah membiarkan diri Anda larut dalam permasalahan, meski sekecil apapun, meski sebesar apapun.

Tidak ada komentar:

"Berikan sesuatu pada kehidupan, maka kehidupan akan mencukupimu"