Selasa, 28 Agustus 2007

Amarah....!!

Siang. Matahari yang membakar bumi. Api yang maya menyambar kepala, menghanguskan segala pencapaian dan cita cita dalam bentuk amarah terpenjara yang sangat diam. Wajah menjadi panas, kata kata berjubal disela gigi. Seluruhnya kata kata makian atas kekecewaan terhadap diri sendiri. Seolah ingin menyembur keluar mewakili kemurkaan yang merajalela.

Semua orang pergi menjauh, pergi tertawa membawa suka citanya. Sebuah pesan terkirim bagaikan timpukan seember air cabai kemuka dan kepala. Menggeledah simpanan luka membiru yang selama ini tersembunyi rapi, pura pura mati. Tempat ini siang ini terbakar hangus jadi neraka, menyisakan abu dan jelaga, debu dan murka. “Aku kesakitan...” bisik seonggok hati yang melelehkan nanah diam diam.

Dan segerombolan iblis menyeringai berkeliling, dengan segala hal yang tak pantas untuk diucapkan bahkan untuk diperlihatkan. Belatung dan beling dari masalalu menyembul menganiaya batin, membutakan matahari dan mematikan jalan fikiran. Sekeping demi sekeping pilar kemunduran yang pernah terpatahkan hanya dengan kompromi perlahan mengumpul menjadi kekuatan baru yang mengerikan. Menawarkan kesakitan yang tak terobati hanya dengan keikhlasan hati.

Selamanya kekecewaan adalah buah dari harapan yang berlebihan, memang. Dan selamanya kekecewaan melemahkan syaraf logika, melumpuhkan barisan kata kata. Semestinya hari lekas usai dan berganti sunyi, tetapi matahari yang tiada pernah akan terlambat mengabdi hanya melata mengikuti jalur yang selama jutaan tahun dikenalnya. Hujan tak akan sanggup kita hentikan, dan kemarahan hanya satu dari sekian banyak ilustrasi emosi sebagai pertanda hidup memang sedang terjadi. Ya, kemarahan sama halnya dengan sukacita dan kesedihan.

Dan tersadar tiba tiba, dendam tetap hidup dan ada didalam jiwa, terbawa sampai kan mati kelak…

Keparat kau iblisku!!

1 komentar:

tho_bat012 mengatakan...

LaGi MaRaH nI ye ???????

"Berikan sesuatu pada kehidupan, maka kehidupan akan mencukupimu"