Dapet dari tmn nie....
Beberapa bulan yang lalu umat muslim sempat dihebohkan dengan sebuah film yang bertitel Fitna karya Geert Wilders, Ketua Fraksi Partai Kebebasan (PVV) parlemen Belanda. Kecaman muncul dari berbagai pihak atas film yang melecehkan Islam dan Al Quran tersebut, termasuk dari pemerintah Belanda sendiri. Tak hanya itu, berbagai efek domino muncul akibat dari Fitna ini. Sampai-sampai Depkominfo sempat menutup akses ke situs yang menyebarkan film Fitna.
Kali ini M. Quraish Shihab, memberikan pandangannya mengenai film Fitna yang dituangkan dalam sebuah buku berjudul "Ayat-Ayat Fitna, Sekelumit Keadaban Islam di Tengah Purbasangka". Namun M. Quraish Shihab mengungkapkan bahwa buku ini tujuan utamanya bukanlah untuk menanggapi atau menyanggah, tetapi untuk menunjukkan kepada umat Islam dan siapa pun yang hendak mengenal Islam, dan juga kepada yang terpengaruh oleh fitnah film Fitna itu, bahwa sungguh ajaran Islam sangat bertolak belakang dengan apa yang mereka suguhkan itu. Ajaran Islam sungguh mengajak kepada kedamaian yang adil dan beradab, dan sedikit pun tidak merestui teror.
Buku Ayat Ayat Fitna bisa didownload secara gratis di www.lentera-hati.com. Tapi kalau pengen cepet, bisa didownload coba aja Klik disini
Buku ini berisi 97 halaman dan bebas untuk disebar luaskan. Dibagi dalam beberapa bagian yang berisi mengenai penjelasan ayat-ayat yang ditafsirkan lain(diputar balikkan) dalam film Fitna yaitu QS. al-Anfal [8]: 60, QS. an-Nisa [4]: 56, QS. Muhammad [47]: 4,QS. an-Nisa [4]: 89, QS. al-Anfal [8]: 39. Serta memuat juga petunjuk al-Quran menghadapi pelecehan terhadap Islam, berikut ini sedikit kutipannya:
" Nah, menghadapi kasus film Fitna, umat Islam wajar memprotes, serta wajar memutus-kan hubungan harmonis dan kerja sama dengan semua pihak yang mendukung sikap pelecehan itu. Agaknya, inilah langkah yang paling tepat sebagaimana tuntunan QS. al-Anam [6]: 68 dan QS. an-Nisa [4]: 140, sambil berusaha mengangkat persoalan ini ke tingkat yang lebih luas daripada lingkungan umat Islam saja, yakni tidak memandang kasus tersebut sebagai persolan umat Islam versus Barat atau Kristen/Yahudi, tetapi ia adalah persoalan antara masyarakat yang berbudaya menghadapi masyarakat yang tidak berbudaya.
Setiap orang, apa pun agama dan budaya-nya, harus dihormati sehingga seandainya pelecehan tersebut tertuju-misalnya-kepada Agama Budha atau Konghuchu, atau kepada Nabi Isa atau Musa as., maka semua yang berbudaya, apa pun agamanya harus tampil mengecam sikap tersebut. Ini sejalan dengan QS. al-Anam [6]: 108 yang melarang menghina dan melecehkan sembahan-sembahan kaum musyrik sekalipun.
Simbol negara pun sewajarnya tidak dilecehkan, karena itu dapat mengundang masyarakat negara yang dilecehkan simbolnya itu melakukan hal serupa terhadap simbol-simbol negara kita. Yang tidak kurang pentingnya adalah bahwa siapa pun yang tidak terlibat dalam pelecehan itu, harus tetap dihormati dan tidak boleh diganggu atau dilecehkan tanpa sebab karena al-Quran berpesan untuk tetap berlaku adil terhadap siapa pun walau terhadap kelompok yang dibenci: `Dan janganlah sekali-kali kebencian kamu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil` (QS. al-Maidah [5]: 8)."
Semoga bisa bermanfaat
Sumber : http://darmawan.co.nr
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar